bully part 1

Holaaa

Hari ini aku mau cerita tentang bully ! yak antara pembully dan yang dibully dengan proses bullying yang tiiiiiiit. Semuanya bermula ketika aku pulang dari kegiatan ekstrakulikuler SMP. SMP ? ya aku memang sudah menjadi obyek bully sedari dulu. Gini nih ceritanya…

Di suatu sore yang cerah, aku berjalan keluar melewati gerbang sekolah. Mungkin kira-kira pukul 16.30 wib, aku melenggang dengan santai mencari wartel terdekat.{ Waktu itu memang ada kegiatan pramuka yang wajib diikuti oleh anak kelas 7, ekstra ini melatih kedisiplinan dan kehadirannya mempengaruhi nilai kewarganegaraan. Jadi mau enggak mau semua warga kelas 7 mengikuti kegiatan yang menurutku (sok) tegas itu. Aku benci ekstra ini, sungguh benci !. banyak sekali hal buruk yang aku dapatkan dari ekstra ini.} Kebetulan sekolahku itu deket dengan pasar tradisional, jadi untuk mendapatkan wartel aku harus berjalan melewati pasar itu. 

Entah karena perut lapar, atau emang lagi kelaparan aku memutuskan untuk membeli jajanan pasar yang banyuaaakk sekali. Padahal uang jajanku hanya 5 ribu, dan tinggal seribu setelah aku membeli jajanan itu.

Dan disinilah bermula, aku lupa kalau aku harus menghubungi orang rumah untuk menjemputku. Maklum sekolahku jauh dari rumah, dan aku tidak diperbolehkan naik sepeda -_- Waktu itu, dirumahku masih ada telpon rumah, jadi hanya dengan 350 perak aku sudah bisa menghubungi orang rumah. Syukurlah :”. Aku mulai memasuki wartel


Me       : *mencet 3686546 “tut…tut…tut”

Mbak   : “ Ya Halo…”

Me       :” Halo…ass, mbak jemput aku udah selese ini….

Mbak   :”Maaf ini dengan kantor direktorat pajak, ada yang bisa saya bantu ?”

Me       :………….*panik, tutup telepon

Aku syok, dari masuk pramuka hari pertama hingga saat itu aku tidak pernah salah mencet no. telpon rumah. Bisa dibilang, memori ingatanku cukup kuat. Amat sangat kuat malah kata ibuku. Bahkan hingga saat ini, ketika telpon rumah sudah dicabut aku masih hafal nomernya 3686546 !!! Aku mulai mengatur pernafasan, dan mulai menelopon lagi


Me       :*mencet “tut..tut…tut”

Mbak   :” Halo dengan kantor direktorat pajak, ada yang bisa kami bantu ? ”

Me       :*panic, tutup telepon


Tuhann…aku sudah menghabiskan 700 perakku, sedangkan uang sisaku cuman seribu. Aduh bagaimana ini ? Pikiranku buntu. Panik mulai menjalari tubuh, keringatku mulai basah dan tanganku terasa dingin. Ingin rasanya memuntahkan jajanan pasar, dan berharap muntahan itu dapat berupa uang kembali. Dengan mengumpulkan tekat yang sangat kuat aku memberanikan diri untuk memulai lagi.


Me       :* mencet 3 6 8 6 5 4 6 tut tut tuut….

Mbak   :”halo dengan kantor direktorat jenderal pajak, ada yang bisa saya bantu ?”

Me       :*menggumam frustasi “kok bisa kantor pajak sih, ini telpon rumah saya 3 6 8 6 5 4 6”. Aku mulai melihat nominal, dan sudah lebih dari 200 perak, suaraku mulai bergetar frustasi. “Ini nomer telpon rumah saya !”

Mbak   :”hahahhaha…hhahahha, zulfa zulfa, ini aku mbak atik. Jemput dimana ?”

Me       :”Wartel deket pasar “ Tutup dengan kasar !

Gondok banget mamennn…. Sedih aja rasanya dibully oleh kakak sendiri. Untung aja bapak wartelnya baik. suruh membayar seribu doang. Mungkin karena sudah melihat mukaku yang merah padam dan hampir nangis kali ya ? Enggak cuman sekali atau dua kali aku dibully oleh kakakku sendiri. Bayangin aja, kakakku ada enam, kalau setiap satu kakak membully aku setidaknya dua kali sehari, sudah berapa banyak aku dibuuly dalam sehari ? seminggu? Sebulan ? setahun ? huaaaa aku benci jadi adek paling kecil L       

bukan lagi


justru aku takut kalo kamu masih menyediakan ruang kosong untukku
yang sebenarnya itu milikku, dulu.

sekarang telah berubah cerita
kamu saudaraku, kakakku.
selain itu, tunggu.

aku senang.
bahagia berada dekat denganmu.
aku itu saudaramu, adikmu.

hanya nyaman
lega saja ketika sadar aku bisa berbicara denganmu seperti dulu
kamu kakakku, aku adikmu.

ruang kosong buatmu lebur kakakku,
masih saja istimewa, tapi tidak kubiarkan melompong begitu.
lebih baik kugeser tempatnya, bukan lagi sepetak disusut,
tetapi berbaur dengan saudara-saudarku yang lain.

sehat kakakku ?

kadang ada juga waktunya aku ingin istirahat diruangan kecilmu,
tapi kubilang sudah kuleburkan bersama ruang-ruang milik saudaraku yang lain.

Kumohon, jangan ada yang berubah kakakku.
hanya pergeseran posisi.
sudut milikmu itu kini kosong lagi, entah siapa yang akan mengisinya nanti.

*salah satu buah pelajaran yang keluar dari enggar, terima kasih sudah menyadarkanku :)
 
celeochrom Blog Design by Ipietoon