surat untuk bunda



Untuk Bunda terkuat


Bunda, bagaimana denganmu ? Ku harap, jawabanmu yang baik-baik saja benar-benar terjadi. Bukan untuk menenangkanku, ataupun menghiburku. Bundaku yang baik , aku harap bunda tidak pernah membaca tulisan antah-berantah ini. Ini keadaan sebenarnya tentang anakmu bun.

Bunda…bolehkah aku berkata takut ? kalau boleh, aku akan bercerita tentang apa yang aku takutkan selama ini.

Bun..aku takut saat harus pulang malam. Aku takut harus menyeberang jalan kaliurang yang padat ketika mulai memasuki petang, aku ngeri melihat mobil dan motor saling berkejaran. Terkadang, aku harus berdiri lama menunggu sepinya pengguna jalan. Bahkan, saking lamanya berdiri..sering kali aku didatangi tukang ojek hanya untuk sekedar membantuku melewati beringasnya lampu jalanan.

Bun..aku takut ketika harus melewati jalan menuju shelter yang gelap gulita. Aku takut kejatuhan dahan pohon yang kukira hantu. Aku selalu berjalan cepat, tanpa menengok apapun. Bunda..kakiku mulai merengek, ia mulai mengejang bila aku berjalan secepat yang aku mampu. Bun, aku takut kalau tiba-tiba kakiku minta berhenti disaat aku harus terus berjalan.

Bunda…aku takut ketika menunggu di shelter sendirian, aku takut bila ada segerombolan pemuda mulai bertindak aneh.

Bun…sejak aku berpisah denganmu, aku mulai sulit tidur. Dua tahun berlalu bun…dan setiap pukul satu malam aku terbangun. Seringkali aku memikirkan bunda. Bunda aku takut bila bunda dan ayah lelah mengahadapiku. Bunda, aku takut bila aku dibiarkan jalan sendirian.

Bunda..kupikir mulai sekarang aku tidak mengenali tubuhku lagi. Bun..aku sekarang takut makan ayam, perutku mual setiap kupaksa makan. Aku juga tidak terlalu suka kopi, lambungku sakit bila sedikit saja mencicipi kafein itu. Bunda Aku tidak suka coklat, cemilan yang dulu paling aku suka, dia membuatku muntah sekarang. Bun, akhir-akhir ini aku benci makan. Aku lelah dengan ritual “harus makan”. Bun aku benar-benar ketakutan.

Bunda,,bagaimana ini ? Aku saja tidak mengenali tubuhku sendiri, lalu siapa yang akan membantuku bun…

 Bunda tolong aku


Gadis setangkas angin

0 komentar:

Posting Komentar

 
celeochrom Blog Design by Ipietoon