sekelumit hujan


Bersamaan dengan rintik hujan yang turun, aku mulai memikirkan semuanya. Pertama kali yang terkait tentang semua yang ada pada proses melupakan. Aku tahu, aku akan merugi bila benar-benar melupakan dan menjauhimu. Tapi bagaimana bila aku tak melakukannya ? keberusahanku selama ini tak bermakna, dan aku akan melakukan hal-hal yang nantinya kusesali. Mungkin kali ini aku sudah menyesal, karena untuk proses melupakanmu aku meninggalkan perkumpulan-perkumpulan yang aku senangi. Pun ketika aku mulai berada di sana, aku mulai tidak nyaman dan ingin segera keluar. Bahkan, saking takutnya bila proses ini gagal aku berusaha untuk tidak menampakkan diri dimana kamu ada. Meskipun kamu berada di suatu acara yang memaksa aku juga ikut berada disitu. Ketika semuanya mengajakku untuk bergabung, dan aku tetap bungkam. Toh tau apa mereka tentang proses melupakan itu ?

Bagaimana bila kita mencoba untuk berbaikan ? Maafkan aku, aku terlalu lelah untuk mencoba memulai berhubungan baik yang nantinya berakhir dengan diacuhkkan. Hati maaf, kalau untuk saat ini dan selanjutnya aku mengesampingkan permintaanmu. Bisa apa aku ? ketika aku membutuhkannya sebagai seorang temanpun dia menghiraukanku. Bagaiman bisa berbaikan ? Bisakah kita berbaikan ? Apa bisa kita berbaikan ? maaf, bila dalam kedekatanku yang dulu aku tidak menghargaimu. Dan maaf, untuk saat ini dalam proses ini juga aku belum bisa berbaikan.

melupakan


Dalam langit yang bersih dan biru, aku sudah berjanji melupakan dan menutup hatiku. Karena itu aku mulai berproses melupakanmu. Aku tahu ini sulit juga rumit dan aku sudah kebal dengan apa itu sakit. Mendadak aku ingin sendiri, mengetuk pintu Tuhan dan lantas membuat bel-bel kecil agar dapat didengar. Karena itulah, aku mulai lengah di suatu perkumpulan, aku takut tiba-tiba ada dirimu, atau suaramu atau juga angin yang membawamu. Aku juga takut membuka jejaring sosial, takut menemukan wajahmu juga goresan tanganmu. Ini dapat mengganggu proses “melupakan” itu. Aku serius akan melupakanmu, karena Tuhanku lebih tau, kapan waktu yang tepat, apa cerita cinta yang lekat, juga proses ke pelaminan yang sehat. Tuhanku sangat mengetahuinya, karena itulah aku melupakamu.

 
celeochrom Blog Design by Ipietoon