Saya sudah setia dengan kopi
malam ini. Menghirup aroma pahit yang terdifusi dalam ruang kamar saya. Tuan
bagaimana ? sudah sangat bosankah dengan kopi ? atau terbiasa menyesap kopi
giling yang ampasnya selalu melebihi setengah dari ukuran gelas ? ataukah Tuan
mulai ingin mencoba minum susu untuk mengahalau kantuk ? sepertinya saya mulai
mengingat hal-hal kecil yang selalu kita perdebatkan Tuan. Dua sendok kopi
dengan setengah sendok creamer. Diaduk perlahan searah jarum jam tanpa
menimbulkan dentingan. Seakan Tuan takut merusak serbuk kopi bila terlalu keras
mengaduk. Tuan selalu berhati-hati bahkan dalam hal meramu kopi sekalipun.
Ya,
berhati-hati. Melakukan setiap hal dengan cermat dan teliti. “Kerja efektif”
kata Tuan setiap kali ada yang bertanya mengusik ataupun bekerja ogah-ogahan. Lelaki
tepat waktu yang menghargai setiap kesempatan tanpa pernah terlewat. Mungkin hal
tersebut yang membuat Tuan begitu mudah mencapai target. Tahukah bila kehidupan
tuan sering dijadikan tolak ukur para wanita mencari pasangan ? tuan adalah
ekspektasi tertinggi bagi mereka yang ingin berorientasi dunia. Tuan mungkin
tidak pernah tau, ataupun tidak ingin mengetahinya meskipun telah tahu. Tuan tidak
pernah memusingkannya.
Sebentar-sebentar
bolehkah saya -yang bukan siapa-siapa- memanggil Tuan dengan sebutan engkau. Terdengar
lebih lembut dan syahdu dibibir dan telinga saya. “Masih ingatkah engkau…..”
menggumam begitu saja membuat saya malu. Saya memang tak pantas memanggil Tuan
dengan sebutan engkau. Tuan terlalu sempurna dipanggil engkau. Maafkan saya
Tuan, saya terlalu lancang memanggil Tuan dengan sebutan engkau.
Tuan kalau boleh saya
mengingat pertemuan pertama kita. Salah, seharusnya pertemuan saya dengan Tuan,
karena saya yang merencanakannya. Saya yang menunggu hingga akhirnya melihat
tuan masuk berjalan memasuki ke cafĂ© tersebut. Berpura-pura membaca buku –yang entah
apa itu- sambil mencuri penglihatan mata saya. Saya merasa, saya wanita paling
beruntung di dunia setelah kejadian tersebut. Melihat dan memperhatikan tuan termenung
adalah keberuntungan bagi saya.
Kopi saya sudah habis, waktunya saya beranjak. Selamat
tidur Tuan.